Tuesday, October 13, 2015

Dirjen Ketenagalistrikan Buka Rapimnas Aklindo 2013

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Ir. Jarman M.Sc pada Kamis (30/5) membuka Rapimnas Aklindo 2013. Rapimnas yang digelar di Hotel Royal Kuningan Jakarta ini dihadiri oleh perwakilan Asosiasi Kontraktor Ketenagalistrikan (Aklindo) seluruh Indonesia untuk membahas rencana dan evaluasi kegiatan-kegitan Aklindo. Dalam kesempatan tersebut, Dirjen Ketenagalistrikan mengapresiasi kegiatan Aklindo sekaligus mengajak semua pihak mendukung upaya keselamatan ketenagalistrikan.
Dalam sambutannya Dirjen Ketenagalistrikan mengungkapkan bahwa upaya pemenuhan atas kebutuhan listrik menjadi tanggung jawab bersama. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi dibutuhkan pertumbuhan kapasitas listrik antara 4.500-5.000 MW per tahun. "Rasio Elektrifikasi Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara-negara yang GDPnya setingkat dengan Indonesia," ujar Dirjen.
Menurut Dirjen, dua tahun terakhir ini Indonesia mengalami pertumbuhan Rasio Elektrifikasi yang cukup tinggi. Tahun 2010 Rasio Elektrifikasi Indonesia mencapai 67,2%, sedangkan hingga akhir tahun 2012 Rasio Elektrifikasi telah mencapai 76,5%. "Masih ada 23,5% (rumah tangga) yang belum terlistriki. Tahun ini pemerintah menargetkan 3,2 juta sambungan baru dimana 2,9juta adalah pelanggan rumah tangga," ujar Dirjen. Dari 2,9 juta target rumah tangga tersebut 2,3 jutanya adalah pelanggan 450 dan 900 Watt. "Jika ini bisa diimplementasikan, Rasio Elektrifikasi tahun 2013 dapat mencapai 79,2% sehingga akhir tahun depan sudah mendekati 82%," ungkapnya.
Target pemerintah sendiri pada tahun 2020 nanti 99% rumah tangga Indonesia telah terlistriki. Untuk itu setiap tahun setidaknya harus tersambung 3 juta rumah tangga. Menurut Dirjen ini menjadi pekerjaan besar dan harus didukung oleh semua pihak khususnya usaha penunjang ketenagalistrikan baik dalam pemasangan instalasi, pemeriksaan, dan pengoperasian instalasi. "Karena itu kerjasama antara Aklindo dengan pihak pemeriksa atau PPILN, serta bagian penyidikan yaitu STT PLN kami sambut dengan gembira," Dengan kerjasama tersebut Dirjen mengharapkan Aklindo sebagai usaha penunjang tenaga lsitrik khususnya di bidang instalasi akan berkiprah lebih baik lagi. Hal ini tentu sesuai dengan tema Rapimnas Aklindo 2013, yaitu "Melalui Rapimnas Anggota Aklindo Siap Profesional dalam Menerangi Wilayah NKRI".
Menurut Dirjen, kesadaran masyarakat tentang keselamatan ketenagalistrikan saat ini masih kurang. Maka sesuai dengan peraturan, setiap instalasi wajib memiliki sertifikat laik operasi. "Pengoperasian instalasi listrik tanpa SLO akan menjadi temuan BPK," ujar Dirjen. Setiap peralatan dan pemanfaatan tenaga listrik wajib memenuhi ketentuan Standard Nasional Indonesia (SNI). Dirjen menyambut baik program Aklindo dalam menggunakan SNI dalam pemasangan instalasi ketenagalistrikan. Dirjen juga mengingatkan bahwa setiap tenaga teknik di bidang ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat kompetensi. Hal tersebut ada dalam peraturan Menteri (ESDM) yang sedang disiapkan. "Keselamatan ketenagalistrikan Tanggung jawab kita bersama. Baik pemerintah, masyarakat, maupun pelaku usaha, termasuk pelaku usaha jasa penunjang," ungkap Dirjen. 

Sumber : DPD AKLINDO Jatim

No comments:

Post a Comment